Relasi dalam Keluarga

Tahun B, Minggu Prapaskah ke-6 Warna ungu

Amsal 29:15-19

Salah satu kekeliruan yang banyak terjadi dakam pemuridan keluarga adalah mengharapkan adanya modul ajaib yang instan dan ces pleng untuk dapat mengubah anak-anak "bermasalah" menjadi anak yang penurut. Tidak sedikit orang tua yang bertanya kepada kami, bagaimana caranya agar bisa "mengendalikan" anak-anak mereka. Bagaimana anak-anak bisa patuh tunduk pada otoritas orang tua?

Relasi keluarga via adinetto.wordpress.com

Saudara, Jika hal itu yang diinginkan maka maaf, kami tidak punya resep ajaibnya. Kami tidak menawarkan model tengking "roh pemberontak" untuk keluar dari diri anak, lalu diisi dengan "roh penurut". Sebab memang "pemberontakan" anak itu terjadi bukan karena ia memuaskan roh saat ia lewat di bawah pohon beringin atau melewati kuburan di malam Jumat kliwon. Bukan! anak yang kita anggap "bermasalah" itu sesungguhnya produk didikan dan keteladanan orang tuanya, khususnya saat anak ada direntang usa 0-11 tahun. Saat anak mememrlukan PENGARAHAN, disaat itu orang tua malah absen atau hadir dengan gambar patron yang berubah ubah. Jika nasehat yang diberikan simpang siur dan tidak konsisten, maka wajar jika "menjadi liarlah" anak tersebut (Amsal 29:18).

Saudara, Kitab Amsal dengan jelas menasehatkan "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang DIBIARKAN mempermalukan ibunya. Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu dan mendatangkan sukacita kepadamu".

Jadi resep dan  modul untuk mendidik anak sesungguhnya sederhana, yakni : DIDIKLAH anakmu sesuai dengan tingkatan usianya, yakni tahapan DIARAHKAN, DILATIH, DIDUKUNG, dan DIBERI KEPERCAYAAN. Sekali lagi, jangan dibiarkan bertumbuh tanpa patron keteladanan nilai dan wahyu Firman Tuhan yang jelas.

Percayalah, jika pemuridan dikerjakan dengan tekun, teliti dan konsisten, maka engkau akan mendapati rasa hormat dari anak-anakmu dan masa tuamu akan djialani dengan tentram dan sukacita.

0 komentar :

Posting Komentar